Prinsip Kerja Biometric Mata atau Iris Scan
Sejarah dan Sekilas Tentang Retina Scan
Retina Scan merupakan salah satu biometri tertua dari beberapa teknologi biometri yang ada. Biometric berasal dari kata Bio dan Metric. Kata bio diambil dari bahasa yunani kuno yang berarti Hidup sedangkan Metric juga berasal dari bahasa yunani kuno yang berarti ukuran, jadi jika disimpulkan biometric berarti pengukuran hidup. Tapi secara garis besar biometric merupakan pengukuran dari statistic analisa data biologi yang mengacu pada teknologi untuk menganalisa karakteristik suatu tubuh (individu).
Pada tahun 1930 riset mengusulkan teknologi yang dapat mengditeksi pembuluh darah pada selaput mata. Tetapi teknologi tersebut membutuhkan waktu yang sangat lama untuk digunakan dan tepatnya pada tahun 1984 alat ini mulai dikembangkan dan digunakan oleh perusahaan-perusahaan tertentu.
Pengertian dari retina scan itu sendiri adalah salah satu teknologi biometri yang memiliki tingkat akurasi yang cukup tinggi yang mampu meneliti lapisan pembuluh darah dibelakang selaput mata. Tapi tingkat akurasi dari retina scan sendiri bisa menurun apabila terjadi gangguan pada selaput mata. Contohnya, bila mata sudah mulai rabun atau parahnya lagi (katarak) maka alat yang digunakan untuk mengditeksi tidak dapat mengenali identitas si pengguna.
Apa itu Retina Scan?
Retina Scan merupakan salah satu teknologi biometric yang bekerja pada belakang selaput mata (selaput jala). Retina Scan sampai sekarang penggunaannya masih sangat jarang, mungkin dikarenakan biaya yang sangat tinggi dan kebanyakan orang berpendapat, dengan menggunakannyan teknologi ini bisa menimbulkan gangguan pada mata. Memang diakui semua teknologi tidak ada yang sempurna tidak melainkan teknologi Retina Scan, akan tetapi dengan menggunakan teknologi ini identitas pemakai akan sangat sulit untuk diduplikatkan. Bukan hanya itu saja teknologi tersebut bisa sangat akurat dalam mengverifikasikan bahwa si pengguna telah menunjukkan identitasnya. Selain itu alat ini tidak seperti kartu identitas yang bisa dicuri bahkan dihilangkan.
Retina scan ini dioperasikan melalui alat digital yang mampu mengditeksi dengan cepat dan melalui inframerah atau cahaya (sinar) maka alat tersebut dengan otomatis akan memunculkan identitas ataupu biodata si pengguna. Beda dengan teknologi biometri lainnya. Teknologi ini bekerja dengan selaput mata belakang dan lewat sel saraf mata alat pengditeksi akan mengetahui si pengguna retina scan tapi biasanya membutuhkan waktu sekitar 10–15 detik untuk mrngecek saraf saraf yang sudah dipasangkan retina scan. Teknologi ini sudah digunakan di USA di bagian militer mulai tahun 1984. Mereka menggunakan alat ini untuk menjaga akses keamanan mereka dari teroris dan pengganggu lainnya. Seperti di bagian militer mereka juga menerapkan teknologi ini dibagian CIA, FBI, NASA, bahkan juru masak dipenjara federal yang berada dipinggiran kota Texas. Mereka memanfaatkan alat ini guna untuk mejaga keamanan mereka.
State Machine model adalah kumpulan dari Retina Scan, yang disebut state, dan sebuah transisi yang spesifik yang diijinkan untuk melakukan modifikasi terhadap object dari satu state ke state berikutnya. State machine sering dipakai untuk real-life entities ketika state yang spesifik dan transisinya ada dan dimengerti. Ketika sebuah subject meminta untuk membaca sebuah object, harus ada sebuah transisi yang mengijinkanuntuk merubah sebuah object yang closed menjadi open object. menunjukan diagram dari state machine yang sederhana. State direpresentasikan oleh lingkaran, dan transisinya direpresentasikan oleh anak panah.
Bagaimana Prinsip Kerja Retina Scan?
Cara kerja dari retina sendiri cukup sederhana yaitu ketika si pengguna menggunakan alatnya maka sinar inframerah yang berada pada digital pengditeksi langsung secara otomatis mengditeksi sel saraf yang berada pada selaput mata belakang dan biasanya berlangsung 10 – 15 detik.
Dari gambar di samping kita bisa melihat cara kerja dari retina scan
dengan sensor dari inframerah yang melewati atau memaparkan cahayanya ke
saraf retina dan secara otomatis alatnya akan mengantarkan ke tersebut
bahwa si pengguna telah menunjukkan identitasnya. Seperti yang sudah
dijelaskan diatas kalau setiap teknologi tidak ada yang sempurna. Sama
halnya dengan alat sensor untuk retina scan, alat ini tidak bisa
mengenal atau mengdeteksi 100% pemakainya mungkin disebabkan adanya
gangguan pada saraf selaput mata. Dan di sisi lain alat ini bisa
mengenalinya namun dengan pemakai yang salah.
Semakin banyak informasi, atau faktor, yang diminta dari subjek, semakin menjamin bahwa subjek adalah benar-benar entitas yang diklaimnya. Oleh karenanya, otetikasi dua faktor lebih aman dari otentikasi faktor tunggal. Masalah yang timbul adalah bila subjek ingin mengakses beberapa sumber daya pada sistem yang berbeda, subjek tersebut mungkin diminta untuk memberikan informasi identifikasi dan otentikasi pada masing masing sistem yang berbeda. Hal semacam ini dengan cepat menjadi sesuatu yang membosankan.
Sistem Single Sign-On (SSO) menghindari login ganda dengan cara mengidentifikasi subjek secara ketat dan memperkenankan informasi otentikasi untuk digunakan dalam sistem atau kelompok sistem yang terpercaya. User lebih menyukai SSO, namun administrator memiliki banyak tugas tambahan yang harus dilakukan. Perlu perhatian ekstra untuk menjamin bukti-bukti otentikasi tidak tidak tersebar dan tidakdisadap ketika melintasi jaringan. Beberapa sistem SSO yang baik kini telah digunakan. Tidak penting untuk memahami setiap sistem SSO secara detail. Konsep-konsep penting dan kesulitan-kesulitannya cukup umum bagi semua produk SSO.
Bagaimana Cara Penggunaan Retina Scan?
Si pengguna memusatkan mata pada satu titik sampai ada cahaya inframerah yang memaparkan cahayanya ke mata si pengguna dan secara otomatis akan mengverifikasikan identitas si pengguna. Adapun langkah–langkah spesifiknya:
Subjek akan melakukan permintaan akses ke
suatu objek kemudian objek akan mengirimkan ID kepada subjek sesuai
permintaan si subjek
Memanggil AS ( Authentication Service ) untuk melakukan otentikasi terhadap subjek
Kemudian subjek mengirim permintaan akses bersama ID lengkapnya ke objek
Dan jika ke dua sisi sudah bersesuaian maka akses dikabulkan
Biasanya ini dilakukan 2 – 3 dalam satu minggu karena selain dari tuntutan juga untuk menjaga kestabilan mata. Pemilik retina scan ditugaskan untuk memelihara mata mereka demi melaksanakan kebijakan keamanan sesuai dengan procedure yang telah disepakati oleh pemilik retina scan. Pemilik retina scan sering kali melupakan bahwa dia harus manjaga selaput matanya jika tidak bias menimbulkan problem yang fatal.
Pemilik data memikul tanggung jawab terbesar terhadap proteksi retina scan. Pemilik data umumnya adalah anggota manajemen dan berperan sebagai wakil dari organisasi dalam tugas ini. Ia adalah pemilik yang menentukan tingkat klasifikasi retina scan dan mendelegasikan tanggung jawab pemeliharaan sehari-hari kepada pemelihara data. Jika terdapat pelanggaran keamanan, maka pemilik data-lah yang memikul beban berat dari setiap masalah kelalaian. Berikut gambar dibawah merupakan salah contoh ini cara penggunaan dari retina scan.
Ketika Anda melihat ke dalam sebuah pemindai iris, baik kamera fokus otomatis atau Anda menggunakan cermin atau umpan balik terdengar dari sistem untuk memastikan bahwa Anda diposisikan dengan benar. Biasanya, mata Anda adalah 3 sampai 10 inci dari kamera. Ketika kamera mengambil gambar, komputer memetakan :
Bagian tengah pupil
Bagian tepi pupil
Bagian tepi iris
Kelopak mata dan bulu mata
Ini kemudian menganalisa pola di iris dan menerjemahkannya ke dalam kode.
Bagian tengah pupil
Bagian tepi pupil
Bagian tepi iris
Kelopak mata dan bulu mata
Ini kemudian menganalisa pola di iris dan menerjemahkannya ke dalam kode.
sumber : kombisionline[dot]com
0 comments:
Posting Komentar