Khasanah Islam

Manajemen Waktu



Bagi Anda yang memiliki aktivitas beragam, waktu adalah sebuah kebutuhan
penting agar mampu menyelesaikan semua tugas dan tanggung jawab sesuai
jadwal. Tetapi bagi sebagian besar orang, akhir-akhir ini waktu sepertinya
berjalan terlalu cepat hingga mereka sudah tak mampu berbuat apa-apa untuk
'mengejarnya'.

Ilmu pengetahuan mengenai manajemen waktu yang selama ini dipercaya mampu
mengatasi persoalan itu, ternyata sudah tidak mampu mengatasi pergerakan
waktu yang begitu cepat berganti dari malam ke pagi, dari pagi ke sore,
dari sore ke malam. Semuanya begitu cepat berlalu tanpa mampu kita sadari
bahwa manusia sebenarnya tidak pernah memiliki cukup waktu.

Teringat tentang sebuah tulisan kuno karya pemenang Nobel Sastra,
Rabindranath Tagore, seorang pujangga besar yang pernah hidup pada abad
kesembilan belas. Dalam tulisannya tentang waktu, Tagore berkata, "waktu
tiada pernah usai di kedua tangan-Mu, oh Tuhan. Tak seorang pun menghitung
menit-Mu. Siang dan malam berlalu, dan usia merekah dan luruh serupa bunga.
Engkau tahu bagaimana menunggu. Abad-abad-Mu saling berlarian untuk
menyempurnakan setangkai bunga liar kecil. Kami tidak punya waktu yang
hilang, dan karena tak punya waktu, kami harus bergegas meraup kesempatan.
Kami terlalu buruk untuk terlambat. Jadi, waktu itulah yang berlalu,
sementara aku memberikannya kepada setiap orang yang bertikai tentang siapa
yang memilikinya, dan altar-Mu kosong persembahan sampai akhir. Di hari
kiamat, aku melangkah ketakutan kalau-kalau pintu sudah tertutup, tetapi
aku mendapatinya di situ bahwa waktu memang tidak ada".

Karya Rabindranath Tagore tentang waktu, merupakan sebuah ilustrasi tempat
kita berkaca dan memahami makna waktu secara sempurna. Waktu adalah ciptaan
kita untuk mengatur pekerjaan dan beristirahat dalam sebuah keseimbangan
yang harmonis, sehingga kita mampu menjaga keseimbangan hidup yang kita
inginkan. Tetapi ketika rutinitas dan ambisi menyita semua porsi waktu,
maka waktu yang kita ciptakan tersebut harus kita atur ulang lagi. Sebab,
ternyata waktu yang telah kita susun sudah tidak relevan dengan kemajuan
zaman.

Kemajuan teknologi telah menghilangkan makna waktu. Sekarang ini jam kerja
untuk perusahaan-perusahaan dan pribadi-pribadi yang beraktivitas dalam
pasar global adalah pagi, siang, dan malam. Setiap pimpinan dan staf dalam
pasar yang beraktivitas dua puluh empat jam harus bisa melek dan siaga
penuh untuk memastikan bisnisnya berjalan sesuai rencana. Tidak ada lagi
tempat untuk saling menyalahkan akibat waktu, setiap orang harus mampu
mengatur sendiri untuk menjaga keseimbangan antara istirahat dan kerja.

Tak ada lagi alasan kemacetan jalan raya sebagai alibi keterlambatan atau
turunnya kinerja. Semua orang juga mengalami hal yang sama. Mulai sekarang,
bangunlah kebiasaan-kebiasaan positif yang menerima keadaan tersebut
sebagai realitas yang harus di jalani. Karena manusia, adalah aset
organisasi terpenting yang mampu hidup menyesuaikan diri dengan semua
perubahan waktu yang terjadi.

Ketika waktu tidak pernah cukup untuk Anda, maka Anda harus segera
membangun budaya kerja dengan kebiasaan baru yang efektif dan positif bagi
kemajuan kinerja. Sekarang saatnya untuk membangun mental positif dalam
menghadapi perubahan zaman yang mengakibatkan Anda kekurangan cukup waktu
untuk bekerja secara baik. Seperti kalimat terakhir dari Tagore yang
berbunyi "waktu memang tidak ada", tidak perlu lagi Anda menunda sebuah
pekerjaan dengan alasan tidak ada waktu. Sebab "waktu" itu memang tidak
pernah ada, yang ada adalah semangat dan motivasi Anda untuk menyelesaikan
semua tugas dan tanggung jawab secara sempurna.

Lantas apa yang harus di lakukan? Jawabannya adalah setiap orang harus
mulai membiasakan diri untuk bekerja seperti cara orang kreatif, yaitu
tidak mengenal waktu dan ruang, dan hanya bekerja berdasarkan
prinsip-prinsip kerja efektif yang berdasarkan pikiran positif, yang mampu
mendukung keseimbangan hidup yang harmonis antara kerja, istirahat,
olahraga, main-main, dan tidur.

0 comments:

Posting Komentar

Share

Planetcopas