Prinsip Kerja Tachometer
Tachometer merupakan Alat yang memberikan output yang proporsional terhadap kecepatan putar (kecepatan sudut).Tachometer (penunjuk kecepatan putaran mesin)
untuk mengukur kecepatan sepedamotor yang akurat, prinsip kerjanya
menghitung jarak tempuh roda belakang (keliling roda belakang) dikali
putaran roda belakang yang berhubungan dengan putaran mesin.
Cara Kerja Tachometer
Metode untuk mengukur data kecepatan putar pada tachometer :
1. Diukur langsung pada potensiometer.
2. Menggunakan penurunan waktu yang diambil untuk setiap pilihan celah yang dilewati cahaya laser.
Keadaan Overflow
1. Apabila kecepatannya terlalu lambat counter dapat mengalami overflow atau penghitungan yang dimulai dari nol lagi.
2. Untuk mengatasinya perlu ditambahi rangkaian tambahan yang memiliki one-shot (pemacu) tambahan.
Macam-Macam Tachometer
1. Tachometer optik
2. Tachometer Rotor bergigi
3. Tachometer DC
1. Tachometer Optik
Tachometer Optik adalah sebuah alat untuk
mengukur kecepatan sudut putar dengan besaran rpm.Tachometer optik
terdiri dari jalur atau garis (stripe) yang terdapat di dalam batang
lalu terdapat sebuah atau lebih photosensor yang menghadap pada batang
tersebut.
Cara Kerja Tachometer
1. Setiap batang tersebut berputar maka photosensor akan mendeteksi jumlah stripe yang melewatinya.
2. Kemudian akan menghasilkan output yang akan berbentuk pulsa.
3. Pada gelombang pulsa tersebut periode ≈ kebalikan dari kecepatan angular.
4. Dapat diukur dengan menggunakan rangkaian counter seperti yang digambarkan pada encoder batang optik.
Keunggulan dan Kelemahan Tachometer Optik
Keunggulan
- Memiliki photosensor sehingga dapat mendeteksi setiap garis yang melewatinya
Kelemahan
- Tidak dapat merasakan posisi dan jarak, namun dapat diatasi dengan memasang 2 buah photosensor
2. Tachometer Rotor Bergigi
Tachometer Rotor Bergigi terdiri dari sebuah sensor tetap dan sebuah pemutar gerigi, roda, dan bahan besi.
Ada 2 jenis sensor yang digunakan :
a. Variable reluctance sensor
b. Hall effect sensor
Pada Tachometer ini juga terdapat magnet yang menggantung sebagai sensornya
Cara Kerja Tachometer Rotor Bergigi
1. Rotor berputar, kemudian bagian rotor bergigi yang akan diukur.
2. Sensor yang berupa magnet akan mendeteksi setiap gerigi tersebut yang melewatinya.
3. Setiap gerigi melewatinya maka medan magnet
akan bertambah dan menginduksi tegangan pada belitan kawat sehingga akan
dihasilkan pulsa.
4. Pulsa tersebut akan dikonversi menjadi sebuah gelombang kotak yang bersih dengan rangkaian ambang detektor
Keunggulan Tachometer Rotor Bergigi
-Memberikan sebuah pulsa setiap waktu apabila gigi besi melewatinya.
-Menghasilkan pulsa yang berupa sinyal kotak yang jernih
3. Tachometer DC
Tachometer DC adalah sebuah generator DC yang
memproduksi tegangan keluaran DC yang proporsional dengan kecepatan
batang. Tachometer DC ini terdiri dari magnet permanen dan bagian yang
beputar yang terbuat dari koil.
Prinsip Kerja Tachometer DC
Prinsip kerjanya adalah terjadinya proses konversi langsung antara kecepatan dan tegangan
Keunggulan dan Kelemahan Tachometer DC
• Keunggulan :
Untuk menjaga inersia turun dapat diatasi dengan penggunaan sikat
• Kelemahan :
Penggunaan sikat untuk menjaga inersia dapat aus.
Contoh penerapan Tachometer
• Tachometer rotor bergigi dapat digunakan pada batang motor (crankshaft) dari sebuah mesin mobil
• Tachometer optik digunakan untuk mengetahui kecepatan sudut baling-baling
• Mengukur rata-rata aliran darah
Perhitungan Tachometer pada Sepeda Motor
Berikut ini cara menghitung kecepatan sepedamotor dengan tachometer
- Ukur keliling tapak roda belakang (tidak masalah walaupun ban sudah aus atau ganti ukuran)
posisikan pentil pada jam 6, beri tanda ke-1 di lantai/jalan, dorong sepedamotor sampai posisi pentil kembali ke posisi jam 6, beri tanda ke-2, ukur jarak antara tanda ke-1 dan ke-2; gunakan satuan cm kemudian konversi ke kilometer.
Misal didapat jarak antara tanda ke-1 dan ke-2 (keliling roda) = 180 cm = 0,00180 Km
- Hitung Rasio Putaran Mesin dengan Putaran Roda
Belakang / Total Reduction Ratio (karena putaran roda belakang tidak
secepat putaran mesin).
Z2/Z1 Primary Reduction – Gigi pada crankshaft dengan gigi pada rumah kopling.
Z4/Z3 Transmission Gear – Pilih perbandingan posisi gigi tertinggi untuk menghitung top speed.
Z6/Z5 Secondary Reduction – Jumlah mata/gigi Sprocket belakang dibagi sprocket depan.
Zx = x, angka ganjil = poros pemutar, angka genap = poros diputar
-
Rumus Total Reduksi Rasio TRR = Z2/Z1 x Z4/Z3 x Z6/Z5
Contoh:
Putaran mesin yang dibaca oleh tachometer = 10.500 rpm = 630.000
putaran per jam (10.500 x 60 menit)
Keliling roda belakang = 180 cm = 0,00180 Km
TRR = 8,497
Primary Reduction = 72/22
Transmission Gear = 19/22 (top gear, gigi ke-6)
Secondary Reduction = 42/14
Jadi awal 630.000 putaran di mesin per jam tinggal menjadi 74.298,246 putaran di roda per jam (630.000 / 8,497).
Tinggal dikalikan dengan keliling roda belakang:
74.298,246 x 0,00180 = 133,737 km/jam
Sumber : simplefisika.blogspot[dot]com
Sumber : simplefisika.blogspot[dot]com
0 comments:
Posting Komentar