PRINSIP KERJA SISTEM RADAR
Radar (yang dalam bahasa Inggris merupakan singkatan dari Radio Detection and Ranging,
yang berarti deteksi dan penjarakan radio) adalah suatu sistem
gelombang elektromagnetik yang berguna untuk mendeteksi, mengukur jarak
dan membuat map benda-benda seperti pesawat terbang, berbagai kendaraan
bermotor dan informasi cuaca (hujan).
Panjang gelombang yang dipancarkan radar adalah beberapa milimeter
hingga satu meter. Gelombang radio/sinyal yang dipancarkan dan
dipantulkan dari suatu benda tertentu akan ditangkap oleh radar. Dengan
menganalisa sinyal yang dipantulkan tersebut, pemantul sinyal dapat
ditentukan lokasinya dan kadang-kadang dapat juga ditentukan jenisnya.
Meskipun sinyal yang diterima relatif lemah/kecil, namun radio sinyal
tersebut dapat dengan mudah dideteksi dan diperkuat oleh radar.Seorang
ahli fisika Inggris bernama James Clerk Maxwell mengembangkan
dasar-dasar teori tentang elektromagnetik pada tahun 1865. Setahun
kemudian, seorang ahli fisika asal Jerman bernama Heinrich Rudolf Hertz
berhasil membuktikan teori Maxwell mengenai gelombang elektromagnetik
dengan menemukan gelombang elektromagnetik itu sendiri. Pendeteksian
keberadaan suatu benda dengan menggunakan gelombang elektromagnetik
pertama kali diterapkan oleh Christian Hülsmeyer pada tahun 1904.
Bentuk nyata dari pendeteksian itu dilakukan dengan memperlihatkan
kebolehan gelombang elektromagnetik dalam mendeteksi kehadiran suatu
kapal pada cuaca yang berkabut tebal. Namun di kala itu, pendeteksian
belum sampai pada kemampuan mengetahui jarak kapal tersebut. Pada tahun
1921, Albert Wallace Hull menemukan magnetron sebagai tabung pemancar
sinyal/transmitter yang efisien. Kemudian transmitter berhasil
ditempatkan pada kapal kayu dan pesawat terbang untuk pertama kalinya
secara berturut-turut oleh A. H. Taylor dan L. C. Young pada tahun 1922
dan L. A. Hyland dari Laboratorium Riset kelautan Amerika Serikat pada
tahun 1930.
Istilah radar sendiri pertama kali
digunakan pada tahun 1941, menggantikan istilah dari singkatan Inggris
RDF (Radio Directon Finding), namun perkembangan radar itu sendiri sudah
mulai banyak dikembangkan sebelum Perang Dunia II oleh ilmuwan dari
Amerika, Jerman, Prancis dan Inggris. Dari sekian banyak ilmuwan, yang
paling berperan penting dalam pengembangan radar adalah Robert
Watson-Watt asal Skotlandia, yang mulai melakukan penelitiannya mengenai
cikal bakal radar pada tahun 1915. Pada tahun 1920-an, ia bergabung
dengan bagian radio National Physical Laboratory. Di tempat ini, ia
mempelajari dan mengembangkan peralatan navigasi dan juga menara radio.
Watson-Watt menjadi salah satu orang yang ditunjuk dan diberikan
kebebasan penuh oleh Kementrian Udara dan Kementrian Produksi Pesawat
Terbang untuk mengembangkan radar. Watson-Watt kemudian menciptakan
radar yang dapat mendeteksi pesawat terbang yang sedang mendekat dari
jarak 40 mil (sekitar 64 km). Dua tahun berikutnya, Inggris memiliki
jaringan stasiun radar yang berfungsi untuk melindungi pantainya.
Pada awalnya, radar memiliki kekurangan,
yakni gelombang elektromagnetik yang dipancarkannya terpancar di dalam
gelombang yang tidak terputus-putus. Hal ini menyebabkan radar mampu
mendeteksi kehadiran suatu benda, namun tidak pada lokasi yang tepat.
Terobosan pun akhirnya terjadi pada tahun 1936 dengan pengembangan radar
berdenyut (pulsed). Dengan radar ini, sinyal diputus secara berirama
sehingga memungkinkan untuk mengukur antara gema untuk mengetahui
kecepatan dan arah yang tepat mengenai target.
Sementara itu, terobosan yang paling
signifikan terjadi pada tahun 1939 dengan ditemukannya pemancar
gelombang mikro berkekuatan tinggi yang disempurnakan. Keunggulan dari
pemancar ini adalah ketepatannya dalam mendeteksi keberadaan sasaran,
tidak peduli dalam keadaan cuaca apapun. Keunggulan lainnya adalah bahwa
gelombang ini dapat ditangkap menggunakan antena yang lebih kecil,
sehingga radar dapat dipasang di pesawat terbang dan benda-benda
lainnya. Hal ini yang pada akhirnya membuat Inggris menjadi lebih unggul
dibandingkan negara-negara lainnya di dunia. Pada tahun-tahun
berikutnya, sistem radar berkembang lebih pesat lagi, baik dalam hal
tingkat resolusi dan portabilitas yang lebih tinggi, maupun dalam hal
peningkatan kemampuan sistem radar itu sendiri sebagai pertahanan
militer.
Klasifikasi Radar.
Berdasarkan bentuk gelombang
Berdasarkan bentuk gelombang
- Continuous Wave/CW (Gelombang Berkesinambungan), merupakan radar yang menggunakan transmitter dan antena penerima (receive antenna) secara terpisah, di mana radar ini terus menerus memancarkan gelombang elektromagnetik. Radar CW yang tidak termodulasi dapat mengukur kecepatan radial target serta posisi sudut target secara akurat. Radar CW yang tidak termodulasi biasanya digunakan untuk mengetahui kecepatan target dan menjadi pemandu rudal (missile guidance).
- Pulsed Radars/PR (Radar Berdenyut), merupakan radar yang gelombang elektromagnetiknya diputus secara berirama. Frekuensi denyut radar (Pulse Repetition Frequency/PRF) dapat diklasifikasikan menjadi 3 bagian, yaitu PRF high, PRF medium dan PRF low.
Jenis Radar.
Doppler Radar
Doppler Radar
Doppler radar merupakan jenis radar yang
mengukur kecepatan radial dari sebuah objek yang masuk ke dalam daerah
tangkapan radar dengan menggunakan Efek Doppler. Hal ini dilakukan
dengan memancarkan sinyal microwave (gelombang mikro) ke objek lalu
menangkap refleksinya, dan kemudian dianalisis perubahannya. Doppler
radar merupakan jenis radar yang sangat akurat dalam mengukur kecepatan
radial. Contoh Doppler radar adalah Weather Radar yang digunakan untuk
mendeteksi cuaca.
Bistatic Radar
Bistatic radar merupakan suatu jenis sistem radar yang komponennya terdiri dari pemancar sinyal (transmitter) dan penerima sinyal (receiver), di mana kedua komponen tersebut terpisah. Kedua komponen itu dipisahkan oleh suatu jarak yang dapat dibandingkan dengan jarak target/objek. Objek dapat dideteksi berdasarkan sinyal yang dipantulkan oleh objek tersebut ke pusat antena. Contoh Bistatic radar adalah Passive radar. Passive radar adalah sistem radar yang mendeteksi dan melacak objek dengan proses refleksi dari sumber non-kooperatif pencahayaan di lingkungan, seperti penyiaran komersial dan sinyal komunikasi….
Bistatic radar merupakan suatu jenis sistem radar yang komponennya terdiri dari pemancar sinyal (transmitter) dan penerima sinyal (receiver), di mana kedua komponen tersebut terpisah. Kedua komponen itu dipisahkan oleh suatu jarak yang dapat dibandingkan dengan jarak target/objek. Objek dapat dideteksi berdasarkan sinyal yang dipantulkan oleh objek tersebut ke pusat antena. Contoh Bistatic radar adalah Passive radar. Passive radar adalah sistem radar yang mendeteksi dan melacak objek dengan proses refleksi dari sumber non-kooperatif pencahayaan di lingkungan, seperti penyiaran komersial dan sinyal komunikasi….
Sistem radar
Ada tiga komponen utama yang tersusun di dalam sistem radar, yaitu antena, transmitter (pemancar sinyal) dan receiver (penerima sinyal) .
Ada tiga komponen utama yang tersusun di dalam sistem radar, yaitu antena, transmitter (pemancar sinyal) dan receiver (penerima sinyal) .
1. Antena
Antena yang terletak pada radar merupakan
suatu antena reflektor berbentuk piring parabola yang menyebarkan
energi elektromagnetik dari titik fokusnya dan dipantulkan melalui
permukaan yang berbentuk parabola. Antena radar memiliki du akutub
(dwikutub). Input sinyal yang masuk dijabarkan dalam bentuk phased-array
(bertingkat atau bertahap). Ini merupakan sebaran unsur-unsur objek
yang tertangkap antena dan kemudian diteruskan ke pusat sistem RADAR.
2. Pemancar sinyal (transmitter)
Pada sistem radar, pemancar sinyal (transmitter) berfungsi untuk memancarkan gelombang elektromagnetik melalui reflektor antena. Hal ini dilakukan agar sinyal objek yang berada didaerah tangkapan radar dapat dikenali. Pada umumnya, transmitter memiliki bandwidth dengan kapasitas yang besar. Transmitter juga memiliki tenaga yang cukup kuat, efisien, bisa dipercaya, ukurannya tidak terlalu besar dan tidak terlalu berat, serta mudah dalam hal perawatannya.
Pada sistem radar, pemancar sinyal (transmitter) berfungsi untuk memancarkan gelombang elektromagnetik melalui reflektor antena. Hal ini dilakukan agar sinyal objek yang berada didaerah tangkapan radar dapat dikenali. Pada umumnya, transmitter memiliki bandwidth dengan kapasitas yang besar. Transmitter juga memiliki tenaga yang cukup kuat, efisien, bisa dipercaya, ukurannya tidak terlalu besar dan tidak terlalu berat, serta mudah dalam hal perawatannya.
3. Penerima sinyal (receiver)
Pada sistem radar, penerima sinyal (receiver) berfungsi sebagai penerima kembali pantulan gelombang elektromagnetik dari sinyal objek yang tertangkap oleh radar melalui reflektor antena. Pada umumnya, receiver memiliki kemampuan untuk menyaring sinyal yang diterimanya agar sesuai dengan pendeteksian yang diinginkan, dapat memperkuat sinyal objek yang lemah dan meneruskan sinyal objek tersebut ke pemroses data dan sinyal (signal and data processor), dan kemudian menampilkan gambarnya di layar monitor (display).
Pada sistem radar, penerima sinyal (receiver) berfungsi sebagai penerima kembali pantulan gelombang elektromagnetik dari sinyal objek yang tertangkap oleh radar melalui reflektor antena. Pada umumnya, receiver memiliki kemampuan untuk menyaring sinyal yang diterimanya agar sesuai dengan pendeteksian yang diinginkan, dapat memperkuat sinyal objek yang lemah dan meneruskan sinyal objek tersebut ke pemroses data dan sinyal (signal and data processor), dan kemudian menampilkan gambarnya di layar monitor (display).
Selain tiga komponen di atas, sistem radar juga terdiri dari beberapa komponen pendukung lainnya, yaitu
- Waveguide, berfungsi sebagai penghubung antara antena dan transmitter.
- Duplexer, berfungsi sebagai tempat pertukaran atau peralihan antara antena dan penerima atau pemancar sinyal ketika antena digunakan dalam kedua situati tersebut.
- Software, merupakan suatu bagian elektronik yang berfungsi mengontrol kerja seluruh perangkat dan antena ketika melakukan tugasnya masing-masing.
Prinsip pengoperasian radar
Umumnya, radar beroperasi dengan cara
menyebarkan tenaga elektromagnetik terbatas di dalam piringan antena.
Tujuannya adalah untuk menangkap sinyal dari benda yang melintas di
daerah tangkapan antena yang bersudut 20o – 40o.
Ketika ada benda yang masuk ke dalam daerah tangkapan antena tersebut,
maka sinyal dari benda tersebut akan ditangkap dan diteruskan ke pusat
sistem radar untuk kemudian diproses sehingga benda tersebut nantinya
akan tampak dalam layar monitor/display.
Bagian Bagian radar
Bagian – bagian radar sebenarnya bergantung dari jenis dan kegunaannya yang dibawah ini adalah contoh radar yang sering digunakan pada navigasi kapal laut. Menurut Arso Martopo, Capt, (1992 : 65) maka bagian – bagian dari alat pemancar dan alat – alat penerima suatu pesawat radio kapal dibangun dalam kesatuan – kesatuan yang dapat dibedakan sebagai berikut :
Bagian – bagian radar sebenarnya bergantung dari jenis dan kegunaannya yang dibawah ini adalah contoh radar yang sering digunakan pada navigasi kapal laut. Menurut Arso Martopo, Capt, (1992 : 65) maka bagian – bagian dari alat pemancar dan alat – alat penerima suatu pesawat radio kapal dibangun dalam kesatuan – kesatuan yang dapat dibedakan sebagai berikut :
- Main Consule Adalah suatu kotak yang berisi kesatuan – kesatuan yang yang terdiri dari pemancar, penerima, dan tombol pemancar – penerima.
- Aerial Unit Adalah kesatuan yang terdiri dari waveguide, reflector dengan motor untuk memutarnya, dan berbagai schekel-elemant.
- Display Unit Adalah unit kesatuan yang terdiri dari Cathoda Ray Tube (CRT) dan macam – macam tombol pengatur, biasanya ditempatkan dianjungan.
Komponen pesawat radar
Sesuai yang diuraikan oleh Arso Martopo, Capt, (1992 : 65) bahwa komponen – komponen radar adalah bagian – bagian terpenting yang ada pada radar, apabila salah satu diantara komponen – komponen tersebut mengalami kerusakan atau gangguan maka radar tidak dapat berfungsi secara maksimal. Adapun komponen – komponen tersebut adalah :
Sesuai yang diuraikan oleh Arso Martopo, Capt, (1992 : 65) bahwa komponen – komponen radar adalah bagian – bagian terpenting yang ada pada radar, apabila salah satu diantara komponen – komponen tersebut mengalami kerusakan atau gangguan maka radar tidak dapat berfungsi secara maksimal. Adapun komponen – komponen tersebut adalah :
Instalasi radar.
Radar merupakan instrumen navigasi elektronik yang berfungsi sebagai transmitter dan sekaligus sebagai reciver. Instalasi radar adalah sebagai berikut :
Radar merupakan instrumen navigasi elektronik yang berfungsi sebagai transmitter dan sekaligus sebagai reciver. Instalasi radar adalah sebagai berikut :
- Transmitter ( pemancar ) Adalah sebuah osicilator yang menghasilkan gelombang electromagnetik SHF (Super High Frequensi) yaitu 3 GHz (Giga Hazz) sampai 10 GHz (Giga Hazz), bahkan sampai 30 GHz (Giga Hazz).
- Modulator Adalah komponen yang berfungsi mengatur pengiriman transmitter sebanyak 500 – 3000 pulsa setiap detiknya, tergantung dari pada skala jarak yang sedang digunakan.
- Antena Adalah antena radar (scanner) memancarkan pulsa keluar dan menerima kembali signal yang dipantulkan oleh target.
- Reciver Adalah sebuah jaringan electronic untuk memperkuat signal yang diterima dalam keadaan lemah, dimodulasikan kembali dan dimunculkan dalam gambar berupa gema.
- Indikator. Melalui Cathoda Ray Tube (CRT), echo yang diterima diproses, disajikan dalam bentuk gambar dilayar radar, layar gambar itu disebut Pulse Position Indicator (PPI), layar PPI berbentuk lingkaran dengan satu garis lurus berpusat pada posisi kapal yang berputar sesuai arah antena radar
Tombol dan switch.
- Main on – off switch yaitu digunakan pada saat pertama kali akan menghidupkan radar dengan menunggu 2 sampai 3 menit, dengan begitu modulator akan bekerja dan seiring diikuti oleh nyala dan bunyi.
- Scanner on – off yaitu digunakan untuk menggerakan antena scanner on, selama masih warming up scanner belum on.
- Standby atau transmit switch. Tombol standby digunakan selama menunggu high tension atau setelah selesai memakai radar, guna untuk diistirahatkan sementara. Cara ini sangat baik dan memungkinkan pada cuaca baik, tetapi jika cuaca buruk atau kapal berlayar menyusuri sungai dan pantai maka posisi tambol tetap pada transmit, agar dapat mendeteksi situasi keliling.
- Brilliance atau video control yaitu untuk mengatur gambar agar lebih jelas, apabila terlalu terang justru mengaburkan gambar.
- Focus control yaitu untuk mempertajam gambar atau garis dan mengurangi silau cahaya jika brilliance terlalu terang.
- Centering (horizontal and vertical shift) control yaitu untuk menggerakan pusat gambar secara vertical atau horizontal sehingga berada tepat di pusat lingkaran radar, jika fokus tidak tepat di pusat radar maka arah baringan maupun arah target tidak teliti lagi.
- Picture rotate or turn picture control yaitu untuk mengatur arah heading flash pada baringan relatif atau baringan sejati.
- Auto trim picture or compass reapet control yaitu digunakan untuk menggerakan arah heading flash ke tempat yang dikehendaki.
- Gyro stabilized bearing scale. Pada radar biasanya dilengkapi dengan dua skala baringan, skala sebelah dalam adalah untuk arah relatif berarti heading flash menunjuk nol dan skala sebelah luar menunjukan gyro, sehingga haluan dan baringan sejati dapat dibaca dalam skala ini.
- Heading marker of switch yaitu digunakan untuk tekanan agar arah haluan didepan kapal nampak jelas dengan menghilangkan heading flash sementara, karena dapat kemungkinan target atau perahu tertutup olehnya.
- Gain yaitu digunakan untuk mengatur dan memperjelas identifikasi beberapa target serta mengurangi kebisingan.
- Sensitive Time Control (STC). Pantulan echo dari ujung atau puncak ombak di laut membuat radar terlalu terang, anti sea clutter berguna untuk membersihkan gangguan sekitar 4-5 mil. Pemakaian anti sea clutter yang terlalu besar akan membuat target kecil disekitar kapal ikut hilang dari layar radar.
- Rain switch yaitu dipakai untuk mengatasi gangguan hujan pada layar radar.
- Range selector switch yaitu digunakan untuk merubah ukuran range, hal ini tidak boleh dilakukan secara perlahan-lahan tetapi harus spontan agar tidak merusak hubungan arus listrik.
- Switch for fixed range yaitu digunakan untuk mengatur jarak target, digunakan 6 cincin yang jaraknya masing – masing sama dan tergantung dari pengaturan range, misalnya 12 mil maka setiap riing adalah 2 mil.
- Variabel range marker (VRM) switch yaitu digunakan untuk mengukur jarak suatu target secara lebih teliti, hasil pengukuran jarak dapat dibaca indicator secara digital maupun analog.
- Range calibration switch merupakan switch untuk menggabungan fixed range dengan variable range, misalnya ditekan ke atas untuk fixed range dan ke bawah untuk variable range.
- Tunning control yaitu untuk mengatur kecepatan frequensi agar diperoleh gambar yang lebih baik.
- Mechanical cursor, cursor control and bearing state. Terdiri dari 2 garis menyilang di pusat radar dan dapat diputar untuk membaring suatu target pada skala baringan di pinggir luar atau dalam.
- Minimum scale yaitu tombol untuk mengatur nyala lampu pada skala jika akan membaca baringan.
- Parellel index. Beberapa garis – garis sejajar pada layar radar yang dapat diputar dengan jarak antara garis sejajar sesuai jarak 2 rings pada fixed range, alat ini sangat berguna untuk menduga ketika akan melewati daerah berbahaya, mendekati tempat berlabuh, berlayar mengikuti alur yang bebas dari rintangan, mengukur pendekatan kapal terhadap kapal lain atau daratan.
- Electronic bearing marker (EBL) switch yaitu digunakan untuk membaring suatu target dan dapat dipakai untuk menarik garis batas.
- Reflection plotter yaitu sebuah screen tambahan pada layar radar yang berguna untuk plotting memakai pensil cermathograph, yang dapat memantulkan terang untuk mengetahui gerakan kapal – kapal lain.
Simbol – simbol dalam tombol / switch radar
Adapun simbol-simbol pada radar dan cara penggunaannya adalah sebagai berikut :
Adapun simbol-simbol pada radar dan cara penggunaannya adalah sebagai berikut :
- Radar off. Tekan radar off dan tekan tombol power maka radar dalam posisi off, fungsinya untuk mematikan radar.
- Radar on. Tekan radar on dan tekan tombol power maka radar dalam posisi on, fungsinya untuk menghidupkan radar.
Fungsi tombol radar
Menurut Hadi Supriyono, Capt, (2001 : 3) fungsi – fungsi tombol radar adalah sebagai berikut :
Menurut Hadi Supriyono, Capt, (2001 : 3) fungsi – fungsi tombol radar adalah sebagai berikut :
- Radar stand-by yaitu berfungsi untuk membuat radar dalam keadaan stand by atau siap digunakan.
- Aerial rotating yaitu berfungsi untuk menunjukan putaran antena dalam posisi on.
- Nort-up presentation yaitu berfungsi untuk menunjukan posisi arah utara sesuai dengan arah kompas.
- Head-up presentation yaitu berfungsi untuk menunjukan posisi suatu benda dibagian depan dari arah depan kompas.
- Heading marker aligment yaitu berfungsi untuk memuncul tampilan garis lurus kearah utara yang dapat dipindahkan ke arah mana saja.
- Range selector yaitu berfungsi untuk menjelaskan tempat – tempat yang dideteksi oleh radar.
- Short pulse (SP) yaitu dengan memutar tombol SP ke arah kanan maka akan tampil suatu titik yaitu posisi kapal .
- Long pulse (LP) yaitu dengan memutar tombol ke posisi LP maka akan tampak dilayar daya jangkau dari radar tersebut.
- Tuning yaitu dengan memutar tombol tuning ke kanan maka gambar akan nampak lebih jelas.
- Gain berfungsi untuk membuat gambar nampak lebih jelas pada layar radar.
- Anti cluter rain minimum (FPT) yaitu dengan memutar tombol FPT ke tengah maka akan tampak lebih jelas gambar radar pada waktu hujan deras.
- Anti cluter maximum (FPT) yaitu befungsi untuk menambah lebih jelas gambar radar pada waktu hujan deras.
- Anti Cluter Sea Minimum dan Maximum yaitu dengan memutar tombol STC ke tengah maka akan timbul di radar gambar atau bentuk benda pada saat bergelombang.
- Scale Iluminator yaitu berfungsi untuk memperjelas suatu jarak antara kapal dengan benda.
- Display Briliance yaitu berfungsi untuk memperjelas gambar atau sebagai penerang.
- Variable Range Marker yaitu berfungsi untuk mengetahui jarak dari suatu benda .
- Range Rings Marker yaitu berfungsi untuk memperjelas gambar dan jarak suatu benda.
- Bearing Marker yaitu berfungsi untuk menampilkan seluruh keterangan-keterangan yang diperlukan dari suatu radar.
- Transmitet Power Monitor yaitu berfungsi untuk mengetahui kekuatan pulsa yang dipancarkan oleh radar secara maksiimal.
- Transmitet / Receive Monitor yaitu berfungsi untuk mengetahui penerimaan pulsa dari suatu monitor radar.
Cara Kerja /Konsep dasar pendeteksian sasaran
Konsep radar adalah mengukur jarak dari
sensor ke target. Ukuran jarak tersebut didapat dengan cara mengukur
waktu yang dibutuhkan gelombang elektromagnetik selama penjalarannya
mulai dari sensor ke target dan kembali lagi ke sensor. Radar digunakan
untuk mendeteksi dan menentukan lokasi suatu target berdasar
karakteristik perambatan gelombang elektromaknit (g.e.m.). Hal ini dapat
dilaksanakan dengan jalan mendeteksi pantulan dari g.e.m dengan bentuk
tertentu, seperti bentuk sinusoidal yang dimodulasi pulsa, setelah
g.e.m. yang semula dipancarkan tersebut dipantulkan kembali oleh target /
objek yang dikenalinya. Dengan cara ini Radar telah meningkatkan
kemampuan manusia untuk mengamati/melihat ligkungannya, terutama secara
fisik. Walau demikian tidak berarti bahwa Radar telah bisa menggantikan
fungsi dari mata sebagai panca untuk melihat, sama sekali tidak. Radar
hanya dapat memperpanjang jarak jangkau dari mata sampai batas tertentu,
sehingga manusia dapat melihat apa yang tidak dapat diamatinya secara
langsung dengan mata. Pengertian “melihat” yang dilakukan oleh Radar
juga tidak sama dengan pengertian melihat pada mata, karena dalam hal
ini Radar tidak dapat misalnya membedakan warna dari objekyang
ditinjaunya. Namun demikian dalam “melihat” ini Radar punya kelebihan
lain yang tidak dimiliki oleh mata, yakni kemampuannya utk “menembus”
kegelapan ,kabut ,awan, salju ataupun bahan-bahan tertentu lainnya.n
Satu hal yang paling penting dan patut dicatat adalah kesanggupan Radar
untuk menentukan jarak yang tepat dari suatu target. Pada dasarnya suatu
sistem Radar terdiri dari bagian-bagian :
1. Oscillator : Sebagai pembangkit g.e.m.
2. Antena Pemancar : Meradiasikan g.e.m. yang dihasilkan Oscillator
3. Antena Penerima :
4. Penerima yang akan mendeteksi enersi g.e.m yang ditangkap oleh antena Penerima.
2. Antena Pemancar : Meradiasikan g.e.m. yang dihasilkan Oscillator
3. Antena Penerima :
4. Penerima yang akan mendeteksi enersi g.e.m yang ditangkap oleh antena Penerima.
Bila sebahagian dari sinyal yang
dipancarkan Radar sampai pada suatu target, maka target tersebut akan
meradiasikannya kembali ke segala arah. Antena Penerima selanjutnya akan
menangkap enersi yang kembali dan meneruskannya kebagian Penerima
dimana sinyal tersebut dideteksi dan dianalisa untuk mengetahui
kehadiran, posisi atau kecepatan target tersebut, relatif terhadap
Radar. Jarak dari target diketahui dengan mengukur waktu yang dibutuhkan
oleh sinyal Radar untuk merambat menuju target dan kembali lagi ke
Penerimanya. Sedang arah target ditentukan oleh arah datangnya pantulan
g.e.m. itu sendiri. Jika target tersebut bergerak relatif terhadap
Radar, maka kecepatan target diukur berdasar “Efek Doppler”, yakni
pergeseran frekuensi carrier yang terjadi setelah mengalami pemantulan.
Berdasar “efek Doppler” disamping dapat membedakan target bergerak dari
target diam, Radar juga dapat mengetahui lintasan gerak dari suatu
target. Sistem Radar mulanya dikembangkan dengan tujuan utama untuk
mengetahui
kedatangan dan posisi pesawat musuh serta mengarahkan dengan tepat
senjata anti pesawat udara kepadanya. Meski Radar yang modern telah
mempunyai beragam fungsi, namun tugas pertamanya sebagai pengukur jarak
masih tetap merupakan salah satu dari fungsinya yang penting, karena
sampai dengan saat ini masih belum ada satupun sistem lain yang mampu
mengukur jarak secepat dan seakurat yang dilakukan Radar. Jarak target
terhadap Radar dapat diketahui dengn mengukur waktu TR , yaitu waktu
yang dibutuhkan oleh sinyal Radar untuk mencapai target dan kembali lagi
ke Penerimanya. Karena kecepatan rambat g.e.m. sama dengan kecepatan
cahaya, maka :
R = c. TR / 2 ………………………………………………… (I-1)Dimana:
R = jarak target terhadap Radar
C = kecepatan cahaya = 3. 108 m/det
TR = waktu yang dibutuhkan sinyal Radar untuk mencapai target dan kembali lagi ke Penerimanya Untuk perhitungan praktis biasanya digunakan :
R (km ) = 0.15 TR (μdet) …………………………….….. (I-2) atau
R (nmi) = 0. 081 TR (μdet)
R (nmi) = 0. 081 TR (μdet)
Pada umumnya gelombang Radar merupakan gelombang pembawa sinusoidal yang
dimodulasi pulsa sehingga menghasilkan sinyal yang terputus-putus, yang
mirip deretan pulsa.
Bentuk umum dari sinyal Radar yang berupa :
a. Deretan pulsa yang terbentuk dari sinyal sinusoidal yang terputus-putus
b. Pulsa pantul yang diterima seblm pulsa berikutnya terkirim. Deretan dari pulsa tersebut hendaknya sedemikian rupa sehingga pantulannya telah kembali / dideteksi Penerima sebelum pengiriman pulsa berikutnya. Jika deretan pulsa terlalu berdekatan, ada kemungkinan terjadinya “second time around echo”, yakni penerimaan pantulan/echo terjadi setelah pengiriman pulsa berikutnya. Karena “secong time around echo” ini memungkinkan terjadinya kekeliruan atau salah penafsiran, maka kemungkinan timbulnya dikurangi dengan memberi batasan: R unamb = c / 2fp
Dimana :
R unamb = Maximum unambiguous range = Jarak maksimum untuk menghindari timbulnya “second time around echo
fp = Kecepatan / frekuensi pulsa
c = Kecepatan cahaya
Bentuk umum dari sinyal Radar yang berupa :
a. Deretan pulsa yang terbentuk dari sinyal sinusoidal yang terputus-putus
b. Pulsa pantul yang diterima seblm pulsa berikutnya terkirim. Deretan dari pulsa tersebut hendaknya sedemikian rupa sehingga pantulannya telah kembali / dideteksi Penerima sebelum pengiriman pulsa berikutnya. Jika deretan pulsa terlalu berdekatan, ada kemungkinan terjadinya “second time around echo”, yakni penerimaan pantulan/echo terjadi setelah pengiriman pulsa berikutnya. Karena “secong time around echo” ini memungkinkan terjadinya kekeliruan atau salah penafsiran, maka kemungkinan timbulnya dikurangi dengan memberi batasan: R unamb = c / 2fp
Dimana :
R unamb = Maximum unambiguous range = Jarak maksimum untuk menghindari timbulnya “second time around echo
fp = Kecepatan / frekuensi pulsa
c = Kecepatan cahaya
Selain itu sesuai dengan keperluannya, adakalanya sinyal kontinu
(contineous wave) lebih tepat dipakai sebagai sinyal Radar, yakni bagi
Radar dengan efek Doppler sebagai prinsip kerjanya.
Kegunaan radar
1. Cuaca
Weather Radar, merupakan jenis radar cuaca yang memiliki kemampuan untuk mendeteksi intensitas curah hujan dan cuaca buruk, misalnya badai.
Wind Profiler, merupakan jenis radar cuaca yang berguna untuk mendeteksi kecepatan dan arah angin dengan menggunakan gelombang suara (SODAR).
Weather Radar, merupakan jenis radar cuaca yang memiliki kemampuan untuk mendeteksi intensitas curah hujan dan cuaca buruk, misalnya badai.
Wind Profiler, merupakan jenis radar cuaca yang berguna untuk mendeteksi kecepatan dan arah angin dengan menggunakan gelombang suara (SODAR).
2. Militer
Airborne Early Warning (AEW), merupakan sebuah sistem radar yang berfungsi untuk mendeteksi posisi dan keberadaan pesawat terbang lain. Sistem radar ini biasanya dimanfaatkan untuk pertahanan dan penyerangan udara dalam dunia militer.
Radar pemandu peluru kendali, biasa digunakan oleh sejumlah pesawat tempur untuk mencapai sasaran/target penembakan. Salah satu pesawat yang menggunakan jenis radar ini adalah pesawat tempur Amerika Serikat F-14. Dengan memasang radar ini pada peluru kendali udara (AIM-54 Phoenix), maka peluru kendali yang ditembakkan ke udara itu (air-to-air missile) diharapkan dapat mencapai sasarannya dengan tepat.
Airborne Early Warning (AEW), merupakan sebuah sistem radar yang berfungsi untuk mendeteksi posisi dan keberadaan pesawat terbang lain. Sistem radar ini biasanya dimanfaatkan untuk pertahanan dan penyerangan udara dalam dunia militer.
Radar pemandu peluru kendali, biasa digunakan oleh sejumlah pesawat tempur untuk mencapai sasaran/target penembakan. Salah satu pesawat yang menggunakan jenis radar ini adalah pesawat tempur Amerika Serikat F-14. Dengan memasang radar ini pada peluru kendali udara (AIM-54 Phoenix), maka peluru kendali yang ditembakkan ke udara itu (air-to-air missile) diharapkan dapat mencapai sasarannya dengan tepat.
3. Kepolisian
Radar biasa dimanfaatkan oleh kepolisian untuk mendeteksi kecepatan kendaraan bermotor saat melaju di jalan. Radar yang biasa digunakan untuk masalah ini adalah radar gun (radar kecepatan) yang berbentuk seperti pistol dan microdigicam radar.
Radar biasa dimanfaatkan oleh kepolisian untuk mendeteksi kecepatan kendaraan bermotor saat melaju di jalan. Radar yang biasa digunakan untuk masalah ini adalah radar gun (radar kecepatan) yang berbentuk seperti pistol dan microdigicam radar.
4. Pelayaran
Dalam bidang pelayaran, radar digunakan untuk mengatur jalur perjalanan kapal agar setiap kapal dapat berjalan dan berlalu lalang di jalurnya masing-masing dan tidak saling bertabrakan, sekalipun dalam cuaca yang kurang baik, misalnya cuaca berkabut. Secara specifik kegunaannya :
Dalam bidang pelayaran, radar digunakan untuk mengatur jalur perjalanan kapal agar setiap kapal dapat berjalan dan berlalu lalang di jalurnya masing-masing dan tidak saling bertabrakan, sekalipun dalam cuaca yang kurang baik, misalnya cuaca berkabut. Secara specifik kegunaannya :
- Untuk menentukan posisi kapal dari waktu ke waktu. Dalam menentukan posisi kapal dengan radar dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu menggunakan baringan dengan baringan, menggunakan baringan dengan jarak dan menggunakan jarak dengan jarak.
- Memandu kapal keluar – masuk pelabuhan atau perairan sempit. Pada posisi Head Up, radar sangat efektif dan efisien untuk membantu para nakhoda atau pandu dalam melayarkan kapalnya keluar-masuk pelabuhan, sungai atau alur pelayaran sempit.
- Membantu menemukan ada atau tidaknya bahaya tubrukan. Dengan melihat pada layar Cathoda Ray Tube (CRT) adanya pantulan atau echo dari awan yang tebal.
- Membantu memperkirakan hujan melewati lintasan kapal. Dengan melihat pada layar radar (Cathoda Ray Tube) adanya pantulan atau echo dari awan yang tebal.
5. Penerbangan
Dalam bidang penerbangan, penggunaan radar terlihat jelas pada pemakaian Air Traffic Control (ATC). Air Traffic Control merupakan suatu kendali dalam pengaturan lalu lintas udara. Tugasnya adalah untuk mengatur lalu lalang serta kelancaran lalu lintas udara bagi setiap pesawat terbang yang akan lepas landas (take off), terbang di udara, maupun yang akan mendarat (landing). ATC juga berfungsi untuk memberikan layanan bantuan informasi bagi pilot tentang cuaca, situasi dan kondisi bandara yang dituju.
Dalam bidang penerbangan, penggunaan radar terlihat jelas pada pemakaian Air Traffic Control (ATC). Air Traffic Control merupakan suatu kendali dalam pengaturan lalu lintas udara. Tugasnya adalah untuk mengatur lalu lalang serta kelancaran lalu lintas udara bagi setiap pesawat terbang yang akan lepas landas (take off), terbang di udara, maupun yang akan mendarat (landing). ATC juga berfungsi untuk memberikan layanan bantuan informasi bagi pilot tentang cuaca, situasi dan kondisi bandara yang dituju.